![]() |
| Vihara Hian Thiang Sang Ti, berdiri sejak tahun 1838. Vihara ini awalnya menempati salah satu unit dari deretan ruko bersejarah di kawasan Pintu 12, Jalan Panglima Polem Kisaran. |
Asahan Insight - Di tengah geliat Kota Kisaran, berdiri sebuah rumah ibadah yang menyimpan jejak panjang spiritualitas dan kebersamaan lintas generasi: Vihara Hian Thiang Sang Ti.
Berdiri sejak tahun 1838, vihara ini awalnya menempati salah satu unit dari deretan ruko bersejarah di kawasan Pintu 12, Jalan Panglima Polem—sebuah lokasi yang dulunya menjadi denyut nadi perdagangan dan interaksi antarwarga.
Seiring waktu, kebutuhan akan ruang ibadah yang lebih layak dan representatif mendorong pengurus Yayasan Dharma Bhakti Sejati untuk membangun gedung baru.
Proses pembangunan dimulai pada 2 Januari 2016, sebagai bentuk komitmen terhadap pelestarian nilai-nilai keagamaan dan pelayanan sosial.
“Sesuai akta yang kami miliki, vihara ini telah ada sejak 1838,” ujar Hadi Ismanto, Ketua Yayasan Dharma Bhakti Sejati.
![]() |
| Proses pembangunan dimulai pada 2 Januari 2016, sebagai bentuk komitmen terhadap pelestarian nilai-nilai keagamaan dan pelayanan sosial. |
Hadi menjelaskan bahwa renovasi dilakukan bukan semata demi estetika, melainkan sebagai respons atas meningkatnya jumlah umat Buddha di wilayah tersebut.
Dengan semangat gotong royong, para pengurus dan warga bahu-membahu membangun ruang ibadah yang lebih nyaman dan inklusif.
Yayasan Dharma Bhakti Sejati menaungi dua sektor utama:
1. Rumah Ibadah, yang menjadi pusat kegiatan spiritual dan perayaan hari besar keagamaan.
2. Rumah Sosial, yang berfungsi sebagai rumah duka bagi warga yang berpulang—sebuah bentuk pelayanan kemanusiaan yang melampaui sekat agama dan etnis.
Lebih dari sekadar bangunan, Vihara Hian Thiang Sang Ti adalah saksi bisu perjalanan sejarah, tempat bernaungnya harapan, dan ruang perjumpaan nilai-nilai luhur yang terus dijaga hingga hari ini.



